Hhm…
Sebelumnya perkenalkan puji Tuhan nama saya masih seperti yang dulu Robert
Parlindungan Damanik. Biasa di panggil Robert. Saya berasal dari Kalimantan,
tepatnya Kalimantan Tengah, Kabupaten Kota Waringin timur, Sampit. Saya adalah
anak kedua dari empat orang bersaudara. Saya berasal dari keluarga yang bisa
dibilang pas-pasan. Ayah saya adalah seorang wiraswasta dan ibu saya adalah
seorang guru. Jujur saja untuk menjadi seorang mahasiswa itu bukanlah sebuah
hal yang mudah bila harus dibandingkan dengan pendapatan kedua orang tua saya.
Berbekal dengan penghasilan seorang guru yang notabenenya jelas berbeda dengan
penghasilan guru diluar daerah dan pendapatan dari sebuah kios kecil yang
dikelola seorang ayah mungkin bisa dibilang sangat minim sekali untuk membiayai
biaya operasional sehari-hari ditambah dengan biaya sekolah sekolah dan kuliah
anak-anaknya. Tapi saya bersyukur kedua orang tua saya adalah orang yang
pekerja keras, bertanggung jawab, tangguh, empatik, dan ulet. Ada pribahasa
yang mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya dan aku rasa itu benar
adanya. Mungkin bagi dunia saya hanya setetes air dari luasnya lautan. Kecil
dan gampang pecah. Bening dan mudah lenyap. Namun cukup satu hal yang saya tahu,
saya dilahirkan bukan untuk jadi pecundang. I was born in here, in this word to
became a winner. It’s my word, it’s my choise!!.
So,
who am I? Siapakah
saya? Saya adalah seekor ulat yang sedang belajar mencari jati
diri, dan berusaha menikmati suatu proses dalam sebuah kepompong serta mau
menentukan suatu keputusan untuk menjadi seekor kupu-kupu yang sukses dalam
menekuni suatu bidang aspek kehidupan. Saya hanyalah seorang anak, seorang
kaka, seorang teman, seorang sahabat dan seorang mahasiswa yang sedang berupaya
untuk mewujudkan segala bentuk impian, harapan, keinginan dan cita-cita dari
diri sendiri dan orang-orang disekitar saya. Saya sadari bahwa masih begitu
banyak kekurangan yang ada dalam diri
ini. Masih ada ratusan bahkan berpuluh-puluh ribu sifat yang mungkin saja kerap
menyakiti, melukai, menghancurkan, mematahkan segala tekat dan angan-angan
mereka, orang-orang disekitarku yang kukasihi. Oleh karena itu dalam mewujudkan
sebuah cita-cita dan harapan saya tidak bisa berdiri sendiri, saya membutuhkan
support/dukungan penuh dari mereka karena keberadaan mereka sangat berarti buat
saya, buat karir saya.
Rasa
sosialisme, menghargai dan saling mendukung, memberikan yang terbaik yang bisa
kita lakukan adalah hal yang ingin aku terapkan dan resapi kelak, dimasa yang
akan datang dalam hubungannya dengan mewujudkan cita-cita, impian dan harapan,
dan dalam hubungannya dengan segala bentuk kegiatan sosial dimasyarakat.
Berbicara
tentang cita-cita, impian dan harapan pasti kita tidak asing dengan kata-kata
ini: “Bert,
nanti selesai sekolah(kuliah) ingin menjadi apa?”. Pertanyaan yang
simple tapi cukup menguras keringat. Trus terang kalau untuk orang seperti
saya, pertanyaan ini agak sedikit rumit untuk dijawab karena kalau dilihat dari
basic/latar belakang, saya adalah siswa lulusan IPA. Sudah jelas sangat berbeda
sekali dari jurusan mata kuliah yang saya ambil sekarang. Itu adalah gambaran
masa-masa ketika saya ingin memilih perguruan tinggi tempat saya melanjutkan
pendidikan. Tapi akhirnya dengan segala pertimbangan dari segala faktor X
akhirnya saya memutuskan sendiri
untuk memilih jurusan Manajemen dengan harapan nantinya saya dapat mengelola
usaha kecil ayah saya, yang mungkin sekarang belum ada apa-apanya bila
dibandingkan dengan toko-toko atau ruko-ruko yang lain di luar sana. Tapi saya
punya komitmen saya pasti bisa.. bisa.. dan bisa.. mengembangkannya menjadi
seperti yang seharusnya. Itulah yang ingin aku capai saat ini. Aku ingin menjadi penerus usaha ayah.
Tidak munafik, bila ada kesempatan aku juga ingin membuka kafe, rumah makan,
tempat bilyard yang saya rasa potensi keberhasilannya lumayan besar mengingat
belum begitu maksimalnya pengembangan usaha tersebut didaerah saya. Usaha
apapun yang nantinya akan saya geluti saya akan maksimalkan, oleh karenanya
saya ingin bener-bener belajar memahami konsep dan prinsip-prinsip manajemen,
manajer sejati.
Alasan
mengapa saya ingin menjadi seperti itu ialah karna dorongan hati. Saya mengerti dengan kondisi orang
tua saya yang tidak selamanya mungkin akan seperti sekarang. Saya tidak ingin
apa yang sudah kedua orang tua saya perjuangkan dengan susah payah, penuh
cucuran keringat, sirna… lenyap… hilang begitu saja. Kami sebagai anak-anak
mereka saya percaya masing-masing punya tujuan dan impian yang tidak sama. Tapi
saya yakin setiap kami mengembangkan potensi kami masing-masing demi tujuan
mengembangkan usaha kecil keluarga ini. Saya yakin kaka dan adik-adik saya juga
memikirkan hal yang sama dengan saya. Dan saya rasa itu juga yang menjadi
harapan anak-anak muda sekarang. Kuliah dengan benar, prestasi bagus dengan IP
memuaskan, memahami dan mengamalkan materi jurusan yang diambil sebagai
pertanggung jawaban kepada orang tua yang sudah rela berkorban mengorbankan
masa tua mereka demi anaknya agar bisa mendapatkan bekal pendidikan minimal
yang layak bahkan syukur-syukur bisa lebih dari apa yang mereka (orang tua)
dapatkan dimasa lalu.
Belajar
banyak dari kisah hidup mereka semakin membuat saya sadar harus menjadi seperti
apa saya sekarang dan nanti. Tak ingin menghancurkan impian mereka.
Bagaimana
saya mewujudkannya?
Belajarlah sejak dini
dengan segala situasi dan kondisi dimana kita berada. Rendahkan diri dan mau
belajar. Jangan
sungkan untuk bertanya kepada yang lebih dewasa. Saya pribadi sangat senang
dengan orang yang mempunyai segudang pengalaman. Banyak hal menarik yang bisa
saya pelajari, renungkan tentang kehidupan dunia ini dengan segala penyimpangan
dan kebenarannya. Banyak bertanya menunjukan keseriusan, rasa ingin tau yang
nanti akan sangat membantu sekali ketika kita dihadapkan pada situasi yang
serupa maupun berbeda. Setidaknya kita sudah memiliki sedikit bekal ketika akan
memulai atau akan melanjutkan suatu usaha.
Yang
terpenting itu mengalahkan diri sendiri
dan mau membuka hati untuk terus belajar. Inilah kunci kesuksesan menurut
saya. Kesuksesan itu bukan keputusan tetapi kesempatan.
Profesionalisme dan tentukan planning
dengan jelas. Jadilah
professional dalam segala pekerjaan, entah ketika menjadi karyawan maupun boss.
Belajar menikmati dan menghargai suatu proses. Bentuk karakter diri yang kuat
mental dan professional. Berikan perencanaan yang jelas mau jadi seperti apa
dan bagaimana usaha yang saya dan anda geluti. mempertimbangkan matang-matang
sebelum menentukan keputusan.
Tidak
kalah pentinya dengan yang diatas ialah membangun
sebuah kepercayaan. Bangunlah sebuah kepercayaan sejak dini dan dalam hal
apapun dan sekecil apapun. Jadilah pribadi yang bertanggung jawab terhadap
kepercayaan yang telah diberikan kepada kita. Pasti bisa ^^
Seperti
yang saya bilang sebelumnya, belajar menikmati dan menghargai suatu proses. Bicara
tentang kapan waktu yang tepat untuk mewujudkan itu? akan terjawab
ketika kita saya dan anda lagi dan lagi mau belajar menikmati dan menghargai
suatu proses.
Terkadang
apa yang telah kita kerjakan, berbanding terbalik dengan apa yang kita
harapkan. Disilah klimaks ketika menjalani suatu usaha. Oleh karena itu perlu
disadari bahwa kegagalan itu adalah bagian dari suatu poses kesuksesan.
Seseorang yang sukses ialah mereka yang pernah mengalami beribu-ribu kali
kegagalan. Tidak ada seorang pun yang pernah sukses kalau tidak pernah gagal.
Inilah trasformasi kehidupan. Namun andai boleh memilih menurut saya semakin
cepat mewujudkannya ya semakin baik, tetapi menjalankan/lakukan demi benar
bukan demi baik. Prediksi 1 tahun setelah lulus kuliah kalau bisa harus ada
dari salah satu planning yang sudah dikerjakan minimal konsepnya pelaksanaan
pengembangan usaha terlebih dahulu.
The
last, dimana saya akan mewujudkan cita-cita saya?
Dengan
tegas saya katakana ditanah kelahiran saya, Kalimantan. Saya ingin menjadikan
Kalimantan nantinya sebagai pusat dari usaha keluarga saya. Setelah berkembang
dan kondisi memungkinkan barulah saya akan mencoba membuka unit baru
dikota-kota proivinsi sekitar step by step. Setelah sudah tersebar beberapa
unit dibeberapa provinsi Kalimantan, mungkin saya akan mancoba membuka unit
lagi diluar Kalimantan. Jawa, Sumatra, Maluku, Papua dan sebagainya. Saya tau
untuk mewujudkan harapan ini sangatlah tidak mudah untuk itu biarlah ini
menjadi sebuah motivasibagi saya agar bisa belajar dan bekerja lebih giat lagi
nantinya.Tetap untuk lebih memfokuskan pengembangan usaha keluarga lebih
dahulu, perencanaan untuk membuka unit bisa dilakukan dikemudian hari jika
kondisi dan keadaan sudah memungkinkan.
Akhir
kata, mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan, sangat dibutuhkan kritik
dan saran guna dapat tercapainya perencanaan ini kedepannya. Sekian dan terima
kasih.
0 komentar:
Post a Comment